Cara Pemberdayaan Bahasa Dan Sastra Jawa Melalui Jalur Media Massa
Pemberdayaan Bahasa Dan Sastra Jawa Melalui Jalur Media Massa- Peran besar media cetak, radio, dan televisi terhadap pemberdayaan bahasa dan sastra Jawa tidak dapat dibantah. Persoalan yang muncul adalah kaderisasi tidak berjalan dengan mulus, diakibatkan satu generasi telah hilang seperti yang disampaikan di depan. Generasi yang sekarang aktif mengelola media massa terlanjur kurang memiliki apresiasi yang cukup terhadap bahasa, sastra, dan budaya Jawa; sehingga produk yang dihasilkan dipengaruhi oleh bekal yang dimilikinya.Orientas siaran melalui media elektronik (radio dan teve) harus sesuai dengan
(1) kepentingan dan/kebutuhan publik,
(2) penyertaan publik,
(3) perekat budaya, dan
(4) ikut mengembangkan dan melestarikan budaya bangsa.
Sehubungan dengan itu perlu mengenal karakteristik publik yang sangat :heterogen (suku, agama, ras, dan usia), keragaman temperament (pemarah, sabar\), keragaman selera, keragaman latar belakang budaya , dll.
Kecenderungan selera/minat menikmati tayangan budaya Jawa di media elektronik dan juga membaca media cetak berbahasa Jawa biasanya didominasi oleh golongan orang dewasa (lansia), yang lazimnya harus sesuai atau sejalan dengan kultur/tradisi masa lalu, dan jam siaran lebih banyak diselenggarakan pada malam hari. Untuk itu produsen harus memilih format siaran yang diharapkan dapat mengundang reaksi positif khalayak.
Dikawatirkan 10 tahun ke depan seluruh media massa cetak akan berhenti terbit, menyusul pemilik modalnya telah meninggal. Para pemilik modal yang lebih muda, bekal apresiasi yang lemah, mungkin berpandangan penerbitan media berbahasa Jawa tidak memiliki fangsa pasar, akhirnya mengalihkan investasinya di bidang lain yang dianggap lebih menguntungkan. Seperti penerbit Tan Khoen Swie (dari Kediri) yang telah lama tidak produktif.
Cara Pemerintah Dalam Mengatasi Pemberdayaan Bahasa Dan Sastra Jawa Melalui Jalur Media Massa
Pemerintah daerah dapat memberikan dukungan riil, di antaranya dengan mewajibkan seluruh jajarannya, termasuk sekolah-sekolah, untuk berlangganan terhadap salah satu dari media massa berbahasa Jawa yang masih aktif. Dengan cara itu diharapkan dapat memberikan iur terhadap keberlangsungan dan menambah oplag media cetak. Dengan oplag yang besar dapat menghidupi media yang sekarang dalam serba keterbatasan. Kenyataanya sekarang adalah tinggal beberapa media ber¬bahasa Jawa yang hidup serba terbatas; jumlah, oplag, modal, penulis, jurnalis, dan pelanggan/pembaca, Selama ini, penulis di media ber¬bahasa Jawa sangat langka, disebabkan tidak memberikan imbalan yang menjanjikan. Padahal semua orang tahu, disebabkan terlanjur tidak terbiasa, menulis dalam bahasa Jawa jelas lebih sulit dan memerlukan proses waktu yang sangat panjang.Sumber : Bambang Murtiyoso
Jangan lupa baca Cara Pemberdayaan Bahasa Jawa Dan Sastra Jawa Melalui Jalur Keluarga dan pemberdayaan bahasa dan sastra jawa melalui jalur sekolah .
Demikian materi atau makalah tentang Pemberdayaan Bahasa Dan Sastra Jawa Melalui Jalur Media Massa yang mampu kami rangkum, semoga bermanfaat.
Terima kasih